- SBY Berikan Penghargaan Satyalencana kalpataru kepada bupati kuantan singingi.
Dalam rangka HUT RI ke-64, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganugerahkan gelar kehormatan Satyalancana kalpataru kepada bupati kuantan singingi. Satyalancana kalpataru merupakan tanda kehormatan yang diberikan khusus kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjasa besar bagi negara dan masyarakat dalam bidang lingkungan.
pada tanggal 17 agustus 2009. Penyerahan sekaligus penyematan tanda kehormatan kepada Bupati kuantan singingi ini dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto yang mewakili presiden di Gedung Depdagri. Selain Bupati Kuantan Singingi, Penyerahan sekaligus penyematan tanda kehormatan juga diberikan kepada Kalamudin (Bupati Muara Enim), Theddy Tengko (Bupati Kepulauan Aru), Gusmal (Bupati Solok), Anwar Hafid (Bupati Morowali), Abdullah Vanath (Bupati Seram Timur), Noverisman Subing (Wakil Bupati Lampung Timur), serta Eduard Fonataba (Bupati Sarmi). tanda kehormatan Satyalancana kalpatru di satu sisi memang merupakan penghargaan. Namun di sisi lain tanda kehormatan tersebut juga menjadi tantangan untuk menunjukkan kerja yang lebih baik.
Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies binatang menyusui/mamalia, pemilik 16% spesies binatang reptil dan ampibi, 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen [World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Dengan semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022 korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan. Selain itu, Indonesia juga akan kehilangan beragam hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Sementara itu, hutan Indonesia selama ini merupakan sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hutan merupakan tempat penyedia makanan, penyedia obat-obatan serta menjadi tempat hidup bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Dengan hilangnya hutan di Indonesia, menyebabkan mereka kehilangan sumber makanan dan obat-obatan. Hutan Indonesia juga merupakan paru-paru dunia, yang dapat menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi kehidupan di muka bumi ini.
Untuk menghentikan kerusakan hutan di Indonesia, maka pemerintah harus mulai serius untuk tidak lagi mengeluarkan izin-izin baru pengusahaan hutan, pemanfaatan kayu maupun perkebunan, serta melakukan penegakan hukum terhadap pelaku ekspor kayu bulat dan bahan baku serpih. Pemerintah juga harus melakukan uji menyeluruh terhadap kinerja industri kehutanan dan melakukan penegakan hukum bagi industri yang bermasalah. Setelah tahapan ini, perlu dilakukan penataan kembali kawasan hutan yang rusak dan juga menangani dampak sosial akibat penghentian penebangan hutan, misalkan dengan mempekerjakan pekerja industri kehutanan dalam proyek penanaman pohon.
Sebagai generasi penerus bangsa kita tidak boleh menyerah dalam memperjuangkan kelestarian hutan kita ini. Tanpa adanya hutan, lenyap sudalah budaya kita yang selama ini kita bangga-banggakan, yakni pacu jalur. Mengapa saya berani mengatakannya , hal tersebut didasari dari bahan baku pembuatan jalur tersebut berasal dari kayu yang ukurannya sangat besar, untuk mendapatkan bahan baku tersebut tentunya berasal dari hutan yang sangat lebat. Konyol sekali bagi negri ini, bila hal yang sekecil itu kita tidak dapat lakukan nya (menjaga kelestarian hutan). Habis sudahlah semuanya , hutanku hilang , budayaku lenyap, kamipun merana tanpa krensi seni dan budaya.
Pada saat ini kami sebagai generasi muda sangat optimis bisa melakukannya. Hutanku hijau, budayaku tumbuh, kamipun memiliki kreasi seni dan budaya yang dapat dibanggakan.
"Kami sebagai warga kuantan singingi mengucapan selamat kepada bupati kuantan singingi (H sukarmis) yang telah berhasil menerima penghargaan satyalencana kalpataru dari presiden RI kemudian tak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada bapak bupati dan jajarannya yang telah berupaya untuk membangun kembali hutan RIAU khususnya"